Banyak orang yang ingin hidupnya
bertumbuh: Lebih maju, lebih berhasil, dan lebih sukses. Untuk itu ada yang
kemudian melakukan konsultasi atau berguru kepada banyak orang. Namun mengapa
diantara mereka ada yang tidak berhasil? Banyak sebabnya, salah satunya karena
mereka terlalu sering menggunakan kata “tetapi”.
Saat diminta oleh konsultan atau
gurunya untuk melakukan sesuatu, orang ini menjawab, “Tetapi, kan saya tidak punya waktu.” Orang ini
merasa dirinya sibuk padahal ia hanya merasa sibuk. Atau sebenarnya
kesibukannya tidak jelas, bahkan tidak menghasilkan sesuatu yang berarti. Saran
saya, jadilah orang yang produktif bukan orang yang sibuk.
Ada juga orang yang mengeluh, “Tetapi saya tidak
punya modal yang cukup.” Kelompok ini menganggap bahwa untuk mengembangkan
bisnis itu harus punya banyak uang. Padahal, pebisnis besar kebanyakan
menggunakan uang pihak lain untuk membangun dan menjalankan bisnisnya. Pinjam?
Tidak harus. Sahabat saya memiliki bisnis dengan nilai triliunan rupiah tanpa
pinjaman. Ia melakukan kerjasama bagi hasil dengan para pemodal.
Yang juga menyedihkan, bila ada yang
berkata, “Tetapi saya tidak punya pengaruh di kantor, jadi saya tidak bisa
berbuat apa-apa.” Ketahuilah, pengaruh itu akan muncul bila Anda punya
banyak prestasi dan karya. Tunjukkan kemahiranmu, tunjukkan kontribusimu dulu
kepada perusahaan. Tunjukkan bahwa kehadiranmu ikut membawa perusahaanmu
bertumbuh. Percayalah, setelah itu pengaruh akan datang kepada Anda.
Bahkan ada pula yang justru
menyalahkan orang tuanya sendiri dengan berkata, “Tetapi orang tua saya kolot,
pak. Dia tidak mendukung saya.” Padahal tanpa orang tua, Anda tak mungkin
ada di muka bumi. Jangan cela dia. Bila mereka tidak mendukung, asah terus kemampuan
bernegosiasi dan meyakinkan orang lain.
Kesalahan ada pada diri Anda bukan
orang tua. Anda yang tidak mampu bernegosiasi dan meyakinkan, bukan orang tua
yang tidak mendukung. Orang tua Anda perlu diyakinkan dengan cara yang
tepat dan hebat. Belum apa-apa Anda sudah menyerah –Dasar pemalas, senangnya
menyalahkan orang lain, orang tuanya sendiri lagi. Durhaka tahu!
Mulai hari ini, hilangkan atau
kurangi kata “tetapi” saat menerima nasihat dari guru atau konsultan Anda.
Sebab, kata tetapi hanya akan membuat Anda sibuk mencari alasan sehingga hidup
Anda tidak bertumbuh..
Salam SuksesMulia!
By
Jamil A Zzaini
Tidak ada komentar:
Write komentar