Rezeki berupa uang itu datang dari
arah yang tidak terduga-duga. Tidak semuanya bisa pakai nalar dan logika untuk
mengetahui dari mana dia datang. Sahabat saya suatu saat bertanya kepada saya,
“Mas Jamil, bagaimana agar saya tidak sibuk mengejar-ngejar uang tetapi justru
saya dikejar-kejar uang?” Ketika itu saya menjawab, “Tempuhlah dengan dua jalan
sekaligus, jalan profesional dan jalan spiritual.”
-Jalan profesional adalah ketika kita
menetapkan keahlian dan terus mengasahnya sehingga menjadi ahli di bidang
itu. Sementara jalur spiritual lakukanlah aktivitas yang diperintahkan oleh
Sang Maha Pemberi Rezeki. Apa itu? Membahagiakan
orang tua, sedekah, sholat dhuha, sholat tahajud dan lain-lain.
-Sahabat saya ini ingin bisnisnya
membesar namun tidak menggunakan dana pinjaman. Dia kumpulkan rupiah demi
rupiah untuk menambah modalnya. Tetapi, setelah modal terkumpul anaknya jatuh
sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Saat saya membesuk di rumah sakit dia
mengeluh, “Mas, saya sudah mempraktikkan saran mas Jamil kok malah hasilnya
anak saya sakit, modal yang sudah saya kumpulkan hampir habis untuk membiayai
anak saya.”
-Mendengar keluhan itu saya terkejut
dan hanya berkata, “Sabar, Sang Maha Kaya memiliki banyak cara untuk memberimu
rezeki. Asah terus kemampuan bisnismu dan lakukan terus aktivitas spiritual
yang membuka rezeki datang kepadamu.”
-Anaknya dirawat di rumah sakit selama
tiga pekan. Saat di rawat itu, banyak sekali orang yang membesuknya. Dan ketika
sang anak diizinkan pulang dan harus melakukan pelunasan pembayaran, sahabat
saya ini terkejut. Ternyata setelah ia melunasi semua biaya rumah sakit masih
banyak “amplop-amplop” yang diterima dari yang membesuk yang belum dibuka. Dan
begitu semuanya dibuka ternyata jumlahnya sama persis dengan uang yang
dibutuhkan untuk tambahan modal usahanya.
-Saat itulah sahabat saya kemudian
bersujud, “Ya Allah, inilah caramu memberikan aku modal, ampuni aku pernah
berprasangka buruk kepada-Mu.” Saat saya berjumpa dengannya dia langsung
memeluk dan berkata, “Memang Allah memiliki banyak cara untuk memberi rezeki
kepada kita, salah satunya melalui sakitnya anak saya.” Wallahu’alam…
Salam SuksesMulia!
"Air langit Menari nari di bumi kami, kami hirup
aroma tanah basah, dengan suka cita dan berjuta rasa, namun hujan tak kunjung usai air tak sekedar
membasahi, menjadi bah yang menghanyutkan rumah dan segala cinta kami yang ada
di dalamnya, kami sadar alam tak sedang murka alam hanya
sedang mencurahkan hati menggugah dan menguji keimanan kami. illahi robbi.. tegarkan hati dan kesabaran kami,
jadikan musibah ini sebagai "RUH baru' untuk semakin menyintamu juga
menggelorakan cinta kami kepada sesama..
1. Kebiasaan mengucap syukur.
Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih
baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik
, tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk.. Ada rahasia besar dibalik ucapan syukur yang
sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia
dua tahun, telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi diseluruh dunia.
Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah “Aku bersyukur atas
cacat-cacat ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku”. Memang sulit
untuk bersyukur, namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri
kehidupan, mensyukuri berkat, kesehatan, keluarga, sahabat dsb. Lama kelamaan
Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.
2. Kebiasaan berpikir positif.
Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu
berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri
dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih
sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda
pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera
kearah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah
betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak
hal-hal positif yang akan Anda alami.
3. Kebiasaan berempati.
Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh
banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan
orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut
pandang orang lain. Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang
lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif dibalik sikap orang lain. Ini
berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan
dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita
bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik.
Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi
orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada
Anda, dsb.
4. Kebiasaan mendahulukan yang penting .
Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah!. Jangan biarkan
hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang
penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak,
kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan
produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.
5. Kebiasaan bertindak.
Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak
dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, maka
langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu,
lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup
karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau
melangkah.
6. Kebiasaan menabur benih.
Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai
yang Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu
menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin
menabur keburukan.
7. Kebiasaan hidup jujur.
Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak
harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap
jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah
mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong,
kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.